Membangun Peradaban dengan Mengembangkan Tradisi "Sillah Ilmiah" dan "Ukhuwah Ilmiah"
Ilustrasi : Arrahman.com
Oleh: Agus Riyadi, S.Pd.I*
Untuk membangun kembali peradaban Islam memerlukan beberapa prasyarat konseptual. Pertama, memahami sejarah jatuh bangunnya peradaban Islam dimasa lalu. Kedua, memahami kondisi ummat Islam masa kini dan mengidentifikasi masalah atau problematika yang sedang dihadapi ummat Islam masa kini. Dan ketiga, sebagai prasyarat bagi poin kedua, adalah memahami kembali konsep-konsep kunci dalam Islam.
Ketiga indikator (konseptual) diatas satu sama lain saling berhubungan dan perlu di kritis demi majunya sebuah peradaban. Pada saat yang sama kita perlu memahami Islam dengan menggali konsep baru dalam berbagai bidang sehingga dapat membentuk bangunan baru peradaban Islam yang mampu menghadapi tantangan zaman. Singkatnya, dengan konsep-konsep Islam kita dapat bersikap kritis ataupun apresiatif terhadap konsep-konsep yang datang dari luar Islam.
Jika kita membaca akar sejarah peradaban Islam, maka sejatinya masa keemasan Islam itu bukan politiknya yang hebat pada masa Abbasiyah, melainkan tradisi keilmuan produktif yang di kembangkan oleh para ulama. Jika kesemangatan para ulama dalam mengembangkan tradisi keilmuan di dukung oleh para "Khalifah" atau "Umara", maka sejatinya sinergi keduanya adalah tonggak perkembangan negara dalam menciptakan peradaban dunia.
Menurut Ibn Khaldun, Faktor yg mendorong kemajuan suatu negara dalam penguasaan peradaban dunia adalah (1) ilmu pengetahuan yang dikembangkan dalam suatu lembaga pendidikan (2) kekuatan organisasi melalui politik, ekonomi, sosial ataupun budaya dan (3) Giroh atau motivasi untuk hidup.
Sedangkan menurut Profesor Amerika Ahli Peradaban Islam menyatakan bahwa Faktor yg mendorong kemajuan suatu negara diantaranya (1) Kekuatan Politik : Madinah sebagai bukti, (2) Kekuatan Ekonomi : kemajuan negara Barat, (3) Stabilitas Politik, dan (4) Lembaga Pendidikan dan Penelitian.
Titik persamaan yang paling kuat antara kedua nya adalah ilmu pengetahuan. Negara bisa maju ketika ia bisa membangun tradisi keilmuan yang baik. Tradisi keilmuan dewasa ini dikembangkan di perguruan tinggi. Singkatnya, perguruan tinggi lah yang seharusnya berperan aktif mengembangkan tradisi keilmuan demi mencetak para pemimpin ummat yang mampu berjuang membangun peradaban dunia yg dinamis.
Jika negara islam akan muncul kembali dengan masa keemasannya pada Abad 21, maka sejatinya kita perlu mengembangkan dan meningkatkan tradisi keilmuan Islam di perguruan tinggi dan membangun sinergitas antara ulama dan Umaro dlm membangun negara.
Hematnya, selain kita menjaga Sillah Islamiyyah, maka perlu kiranya dikembangkan tradisi "sillah ilmiah" begitu pula selain kita mempererat Ukhuwah Islamiyah, maka perlu juga kita mentradisikan "ukhuwah ilmiah" demi terciptanya peradaban Islam yang dinamis, maju dan berkembang dengan ilmu pengetahuan.
Wallahu A`lam Bisshawab
Gontor, 28 Rabi`u Tsani 1438
*Postgraduate Program University of Darussalam Gontor "The Fountain of Wisdom"
Artikel Lainnya
-
Mewaspadai Ideologi Komunis (Part 1)
29/09/2017 | Sejarah Islam -
Agenda Tahunan Pesantren Condong dalam Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
07/11/2020 | Hadist -
Hijrah Ilmiyah Atau Tetap Jahiliyah? (Part1)
21/09/2017 | Sejarah Islam -
Hukum Salat Jumat di Hari Raya
31/08/2017 | Fiqh -
Kenikmatan yang Mencukupi – Kandungan Q.S. An-Naba’ 31-36
09/04/2017 | Tafsir