Hijrah Ilmiyah Atau Tetap Jahiliyah? (Part1)
Foto: Aboutislam.net
CONDONG-ONLINE - Sudah 1438 tahun sejak Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah. Pada saat ini ummat islam mulai memasuki tahun baru hijriyah yang ke 1439. Kendati peristiwa besar itu terjadi sudah lebih dari 14 abad silam, namun masih terang dalam ingatan kita dan mustahil dapat dilupakan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia. Sebab itu tak heran jika kaum Muslimin di seantero dunia, khususnya di negeri yang berpenduduk Muslim mayoritas ini, mengadakan berbagai kegiatan keislaman dalam upaya menghidupkan spirit hijrah Rasulullah Saw. tersebut dalam diri kita. Oleh karena itu momentum hijriyah ini sejatinya dapat dituliskan dalam lembaran kehidupan kita agar menjadi salah satu syarat bagi kemerdekaan kita dari sistem jahiliyah yang melilit leher kita dan keberhasilan kita dalam kehidupan akhirat.
Berbagai bentuk peringatan peristiwa hijrah yang diadakan masyarakat muslim setiap tahun itu mempunyai makna yang jelas. Setidaknya peringatan tersebut harus mengandung delapan nilai-nilai berikut:
Pertama, momentum terbaik bagi kita untuk mengenal sejarah hidup, perjuangan dan berbagai penderitaan serta ancaman yang dihadapi Nabi Muhammad Saw. dalam mengemban amanah Islam dan memperjuangkannya.
Kedua, memahami bahwa hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya itu masih berlaku dan akan tetap berlaku sampai hari kiamat nanti. Dengan demikian hijrah dijadikan sebagai solusi atau alternatif dalam kehidupan mukmin muslih yang mau kembali kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ketiga, Sesungguhnya tidak akan ada kemuliaan bagi kaum Muslimin kalau tidak melakukan hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya.
Keempat, Menjaga identitas dan eksistensi diri kaum Muslimin merupakan kewajiban dan kebutuhan yang asasi dalam kehidupan. Maka, hijrah adalah solusinya.
Kelima, Hijrah mengajarkan kepada kita bahwa kita sangat membutuhkan hubungan yang kuat dengan Allah dan Rasul-Nya dalam menata kehidupan ini agar terwujud kehidupan yang Islami dan terbebas dari kehidupan jahiliyah.
Keenam, Hijrah juga mengajarkan kepada kita urgensi masjid, ukhuwah Islamiyah serta penguasaan pasar atau ekonomi dalam membangun jati diri, eksistensi dan kemerdekaan umat Islam· Untuk itu, semuanya harus dilandasi iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan harus terbebas dari kepentingan pribadi dan kelompok.
Ketujuh, Hijrah adalah solusi pembebasan dan kemerdekaan umat Islam dan negeri mereka dari berbagai pengaruh dan penjajahan jahiliyah yang membelenggu sistem hidup mereka.
Dan terakhir kedelapan, Hijrah adalah jalan menuju kemuliaan dan keridhaan Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Hijrah adalah sunnatullah. Peristiwa tersebut terjadi dalam kehidupan para Nabi dan Rasul, seperti nabi Ibrahim, Yunus, Yusuf, Musa dan terakhir Nabi Muhammad Saw. Tanpa hijrah, mustahil mereka bisa menegakkan agama Allah. Tanpa hijrah, tidak mungkin para pengikut setia mereka dapat keluar dan bebas merdeka dari sistem jahiliyah dan penindasan yang dilakukan para penguasa dzalim terhadap mereka, apalagi untuk menjalankan agama Allah dengan sempurna. Singkatnya, Allah menjadikan hijrah sebagai salah satu pilar utama penegakan Islam setelah Iman dan sebelum Jihad. Bersambung ke sini..
Artikel Lainnya
-
Mengestapetkan Nilai-nilai Historitas Islam Melalui Peringatan Maulid Nabi
14/12/2016 | Sejarah Islam -
Membangun Peradaban dengan Mengembangkan Tradisi "Sillah Ilmiah" dan "Ukhuwah Ilmiah"
29/01/2017 | Sejarah Islam -
Refleksi Isra Mi’raj
24/04/2017 | Sejarah Islam -
Haditsul Ifki (Hoax) di Masa Rasulullah SAW
27/01/2017 | Sejarah Islam -
Begini Tata Cara Salat Idul Adha
31/08/2017 | Fiqh