Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi Problem Spiritualitas Manusia di Era Modern
Ilustrasi: abiumi
Oleh: *Nida Husna Abdul Malik**
Terdapat beberapa problem spiritualistas manusia yang terjadi di masyarakat dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini diantaranya terlihat dengan semakin menyebarnya gaya hidup ‘life style’ manusia yang meniru western civilization style atau gaya hidup budaya barat yang semakin hari semakin kekinian. Infiltrasi ini sangatlah merusak terhadap sikap, akhlak, tradisi dan kebudayaan bahkan peradaban Islam pada umumnya.
CONDONG-ONLINE - Cara pandang western civilitation adalah mengedepankan materi ‘materialistik’ untuk memenuhi kesenangan hidup dan kepuasan syahwat ‘hedonistik’. Semua ini dilakukan demi menguasai lini kehidupan ‘totaliteristik’ yang hanya mempercayai rumus-rumus pengetahuan empiris dengan cara pandang ‘worldview’ yang bertumpu pada kemampuan akal pikiran atau rasionalitas manusia yang didukung dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga berindikasi kepada keringnya spiritualitas dan munculnya dekadensi moral yang menimbulkan hilangnya identitas seorang muslim.
Untuk mengobati problem ini para ulama Muslim kita sudah mengajarkan sebuah konsep ibadah untuk selalu mendekatkan diri kepada nilai nilai agama. Karena pada hakikatnya bukanlah karena mereka tidak beragama melainkan jauh dari Islam yang sebenarnya. Diantara konsep yang diajarkan Islam adalah dengan bertasawuf.
Bertasawuf sejatinya mempunyai peran penting dalam mengatur kehidupan, tetapi sering dijadikan hal sepele yang banyak ditinggalkan bahkan jarang dipikirkan oleh pribadi muslim. Padahal ia laksana sebutir obat untuk menyembuhkan polemik spiritualitas masyarakat dewasa ini guna mempersiapkan kehidupan yang husnul khatimah di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, seseorang harus mengembalikan pemahaman tentang tasawuf yang haqiqi sesuai dengan urgensi dan konsepnya.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah langkah prepentif secara religius sebagai persiapan untuk mengatur kehidupannya dalam beribadah sehingga setiap langkahnya dapat bermakna dan menjadi kebaikan. Karena manusia akan rugi bila hidupnya tidak diisi dengan ilmu, iman dan amal shalih.
Dalam ajaran tasawuf inilah para ulama menekankan untuk melaksanakan keberagaman sesuai dengan ilmu, iman dan implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat dengan amal perbuatan. Tidak dikatakan kaffah seorang muslim jika ia hanya berilmu saja tanpa adanya iman, dan tidak dikatakan beriman tanpa adanya Ilmu dan amal. Singkatnya, dengan modal bertasawuflah secara spiritualitas manusia bisa merubah kondisinya menuju lebih baik untuk mendekatkan diri kepada Allah.[]
*Edited Aggoest Khoirul Azam* *Ushuluddin Faculty University of Darussalam Gontor
Artikel Lainnya
-
Berikut Amalan Ulama Salaf Saat Menyambut Tahun Baru Hijriyyah
20/09/2017 | Teladan -
4 Kiat Mengatasi Masalah Besar Yang Membuat Stress
27/03/2017 | Motivasi -
Ini Urutan Susu yang Terbaik untuk Dikonsumsi
08/02/2017 | Kesehatan -
6 Tipe Wanita yang Tidak Dianjurkan bagi Kaum Adam untuk Dinikahi
13/11/2016 | Motivasi -
Menikmati Kemegahan Piramida di Mesir
02/10/2017 | Rihlah