Pendidikan Kepemimpinan Pesantren Condong menjadi Mercusuar dalam Hidup Bermasyarakat
Pendidikan dan pengajaran haruslah seimbang, terutama dalam dunia sekolah atau perguruan tinggi. pesantren sudah melampauinya bahkan telah memadukan kedua unsur tersebut dari masa penjajahan hingga masa kini, salah satunya adalah pendidikan tentang kemasyarakatan yang diterapkan hampir di seluruh pesantren di Indonesia, termasuk Pesantren Condong. Seperti yang diungkapkan oleh pimpinan Pesantren condong Kh. Dr. Mahmud Farid, M.Pd, dalam kesempatannya menjadi pemateri Kuliah Umum 2024 di aula Pesantren condong. Beliau mengungkapkan bahwa: "pendidikan dan apa yang ada di pondok ini, apa yang diperlihatkan, apa yang dilatihkan itu untuk kemasyarakatan. Untuk bekal di masyarakat." tutur beliau.
Hidup yang berkaitan dengan masyarakat akan lebih dirasakan kemanfaatannya daripada kehidupan dengan kesuksesan yang gemilang namun sebatas dinikmati sendiri. Apalagi pada zaman sekarang, beberapa orang mencari ilmu bukan untuk menjadi sebuah piooner perubahan di masyarakat namun sebatas untuk menjadi seorang pegawai atau seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan dengan jabatan tertentu tanpa ada kontribusi kepada nusa bangsa bahkan agamanya. Perilaku seperti itu boleh-boleh saja, namun bertapa ruginya hidup yang singkat ini tanpa kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip Pesantren condong, yaitu “hiduplah sekali hiduplah yang berarti.”
Menjadi manusia terpelajar dan memiliki pendidikan tinggi seharusnya bisa membawa perubahan berarti terhadap diri pribadi, lingkungan dan masyarakat. Pendidikan bukan hanya tentang gelar dibelakang atau di depan nama. Namun, yang lebih penting dari pendidikan adalah sebuah kompetensi dan karakter baik dalam diri seseorang, bukan mereka yang termonopoli oleh golongan atau kelompok tertentu. Manusia yang berpendidikan harus bisa memiliki substansi kebermanfaatan bagi sesamanya, seperti dalam hadits yang diriwayatkan dari Jabir, Nabi mengungkapkan bahwa:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain."
Pesantren Condong hadir menjadi tempat pencetak kader-kader pemimpin bangsa yang bermanfaat bagi umat. Pendidikan pesantren mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan yaitu harus siap dipimpin dan siap memimpin. Ketika para santri masih duduk di kelas 1-3 KMI (Kuliyyatul Mu’allimiin al-Islamiyyah) mereka masih dipimpin dan diarahkan oleh pengurus OSPC dan para ustaz. Namun setelah memasuki kelas 4-6, para santri mau tidak mau harus siap menjadi pemimpin yang membantu roda kehidupan Pesantren condong melalui bagian-bagian tertentu pada Organisasi Santri Pesantren Condong (OSPC) dan Koordinator Pramuka. Kedua organisasi santri tersebut menjadi media bagi para santri dalam mencari pengalaman keorganisasian. Karena, dalam kedua organisasi tersebut memuat bagian-bagian tertentu seperti bagian ketua, sekertaris, bendahara dan bagian lainnya yang sangat bermanfaat ketika terjun di masyarakat.
Pada dasarnya pesantren hadir untuk negeri Indonesia bahkan untuk dunia dalam mencetak manusia-manusia terpelajar dan memiliki pendidikan dengan dasar agama yang kuat berdasarkan Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, pesantren harus terus dibantu dan didukung oleh semua golongan, dari awam hingga terpelajar. Kita sebagai bangsa Indonesia jangan mudah terpecahbelah oleh berbagai berita miring tentang pesantren. kita harus bisa menyikapi dengan baik kemajuan teknologi dan informasi agar kita menjadi manusia yang anfa’uhum linnas bermanfaat bagi orang lain dan ahsanulkhuluqo memiliki karakter yang baik.
Artikel Lainnya
-
Tips Menjaga Kesehatan Mata
13/09/2017 | Kesehatan -
Sepenggal Cerita di Negeri Sakura
13/11/2016 | Rihlah -
Situ Cangkuang Menjadi Destinasi Para Santri Condong
23/05/2023 | Rihlah -
5 Resep Sukses Belajar di Pesantren
19/09/2017 | Motivasi -
Mengenal Lebih Dekat Penulis Pidi Baiq di Acara Words Show
24/09/2017 | Teladan