Dear Mom. Katakan Tidak pada “Pilih Kasih”
Oleh, Vina Fitrotunnisa
Ilustrasi: 2.bp.blogspot.com
Suatu hari ada seorang anak SD pulang dari sekolah mengadu kepada Ibunya. “Bunda, Ibu guru disekolahku pilih kasih. Saat aku tidak mengerjakan PR, kupingku dijewer. Tapi saat temanku tidak mengerjakannya dia cuma ditegur aja”
Ternyata anak SD yang usianya masih sangat muda sudah mengetahui makna pilih kasih. Ketika salah seorang diantara kita diperlakukan istimewa sedang yang lainnya tidak. Ketika kita didikte dengan disiplin yang tinggi sedang yang lain longgar, dll. Ironisnya. Kasus pilih kasih terjadi juga pada sebuah institusi yang bernama keluarga. Sebuah survey yang dilakukan University of Mancester’s Faculty of life science dan hasilnya diumumkan pada Jurnal of ecology pada tahun 2007 menjelaskan bahwa setiap orang tua sebenarnya memiliki abak kesayangan
Apa yang menyebabkan Orang tua berlaku tidak adil terhadap anakanya? Padahal Rasulullah SAW mengajarkan agar bersikap adil terhadap anak-anak. Berikut beberapa sebab orang tua pilih kasih terhadap anak adalah
A. Urutan kelahiran
Sudah sangat familiar jika anak bontot (anak terakhir) dimana-mana selalu dimanja dan diperlakukan istimewa. Mungoin orang tua tidak bermaksud mengistimewakan anak bontot. Hanya berfikir karena sang anak lahir di usia orang tua yang sudah tak muda, sehingga ia takut akan meninggalkan anaknya terlebih dahulu.
B. Gender
Dalam satu keluarga kadang2 ada keluarga yang sangat mendambakan anak perempuan, hal ini dikarenakan saat ia melahirkan hampir semua anaknya laki-laki atau sebaliknya. Sehingga anak yang dilahirkan kelak hanya satu-satunya dalam keluarga. Misalnya anak laki-laki satu satunya, anak perempuan satu satunya.
C. Kelebihan pada anak tertentu
Sangat manusiawi jika orang tua bangga kepada anaknya. Misalnya ada salah seorang dari anaknya yang diaiplin, ada yang paling rajin, paling pintar diantara anak-anak lain, paling tampan, ada yanv paling berpenghasilan tinggi atau berkedudukan. Nah biasanya orang tua akan lebih membanggakan anak dengan beberapa karakter diatas. Bukannya tidak boleh berbangga diri, tapi orang tua harus mengingat san menjaga pula hati anak2 yang lain
D. Bukan anak kandung
Masih ingat dengan senandung “ratapan anak tiri?” entah mengapa kesan Ibu tiri di seluruh dunia jauh dari kata baik, padahal tidak semua Ibu tiri jahat. Namun tak bisa dipungkiri, sebesar apapun Ibu tiri berusaha bersikap adil kepada anak tirinya pasti akan ada rasa cemburu kepada anak kandungnya sendiri. []
Ilustrasi: assets.intisari-online.com
Artikel Lainnya
-
Anak Belum Diprioritaskan dalam Penataan Kota/Kabupaten
10/02/2017 | Parenting -
Melepas Anak Kuliah di Negeri Orang
23/02/2021 | Parenting -
Satu dari Empat Perempuan Menikah pada Usia Anak
08/02/2017 | Keluarga -
Waspada dan kenali SIDS (Sudden infant death syndrome) sindrom kematian bayi mendadak
27/01/2017 | Parenting -
Bu, Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Mengunggah Foto Anak di Media Sosial
31/12/2016 | Parenting