Risalah Sarang; Seruan Persatuan Demi Keutuhan Bangsa

Sumber: nu.or.id

CONDONG-ONLINE - Silaturrahim Naasional Alim Ulama yang di helat di pondok pesaantren Al-Anwar, Sarang Rembang Jawa Tengah pada hari kamis (16/04) bertepatan tanggal 17 Jumadil Akhir 1438 H berlangsung begitu khidmat di selingi guyonan  khas ceramah-ceramah kiai NU.  Dalam pertemuan tersebut, hadir kiai-kiai khos NU dari berbagai dearah. Semuanya duduk bersama membahas persoalan-persoalan bangsa suntuk merekatkan persatuan dan kesatuan antar anak bangsa.

Acara yang di gagas oleh pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu di mulai setelah sholat dhuhur. Di awali dengan pembacaan tahlil untuk KH Hasyim Muzadi yang meninggal beberapa jam sebelum acara itu di gelar. Setelah berlangsung sekitar setengah jam, acara di lanjutkan dengan sambutan-sambutan dari pengurus besar NU dengan berurutan di mulai oleh KH Maruf Amin (selaku rois ‘am PBNU, KH Tholhah Hasan (selaku Msytayar PBNU), dan KH Maimoen Zubair dan terakhir pembacaan Risalah Sarang oleh KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Pertemuan ini menjadi ciri bahwa ummat islam bersatu membangun bangsa Indonesia yang lebih baik.  Hal ini terlihat dari sambutannya KH Tholhah Hasan yang menekankan perlunya persatuan dan kesatuan antar elemen bangsa. Jangan seperti beberapa negara yang mayoritas penduduk nya beragama Islam tapi beberapa negara tersebut tidak di lindungi oleh rasa aman dan nyaman bagi para penduduknya. Sehingga ketika terjadi perbedaan pendapat dalam masalah apapun, mulai masalah ahgama, aqidah, sampai madzhab bisa menyulutkan konflik yang dapat menghancurkan bangsa itu sendiri. Beliau menegaskan bahwa memang perbedaan adalah sunnatullah. Tapi bukan berarti perbedaan tersebut sampai ‘mematikan’ tumbuhnya generasi.  Beliau berharap NU menjadi pelopor dan dapat merangkul semua golongan yang berbeda-bea untuk keutuhan bangsa.

Selain itu, pertemuan yang di hadiri oleh 98 kyai ini menghasilkan Risalah Sarang. Nama sarang di nisbatkan  pada tempat dimana acara itu di laksanakan. Risalah yang di bacakan oleh Gus Mus itu   secara umum  menekankan pentingnya keutuhan bangsa, keadilan hukum, kesejaheraan ekonomi, pemanfataan teknologi dengan baik, sampi perlunya menjaga kepercayaan masyarakat bagi setiap pemimpin negara maupun pemimpin ormas dengan bertindak secara arif dan bijaksana.

Risalah ini seolah menjadi oase di tengah panas nya situasi bangsa Indonesia yang ‘geger’ karena ketatnya persaingan pemilihan calon Gubernur di Jakarta. Masyarakat Indonesia (seolah-olah) terkotak-kotak sesaui dengan pemilihannya masing-masing. dengan hadir nya risalah ini, semoga kita di sadarkan penting nya persatuan dan kesatuan demi keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

Berikut lima poin lengkap Risalah Sarang yang dibacakan oleh Gus Mus:

Bismillahirrahmanirrahim

  1. Nahdlatul Ulama senantiasa mengawal Pancasila dan NKRI serta keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari keberadaan NKRI itu sendiri. Nahdlatul Ulama mengajak seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia untuk senantiasa mengedepankan pemeliharaan negara dengan menjaga sikap moderat dan bijaksana dalam menanggapi berbagai masalah. Toleransi, demokrasi dan terwujudnya akhlakul karimah dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat harus terus diperjuangkan bukan hanya demi keselamatan dan harmoni kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di Indonesia ini saja tetapi juga sebagai inspirasi bagi dunia menuju solusi masalah-masalah yang dihadapi dewasa ini.
  2. Lemahnya penegakan hukum dan kesenjangan ekonomi merupakan sumber-sumber utama kegelisahan masyarakat selain masalah-masalah sosial seperti budaya korupsi, rendahnya mutu pendidikan, dan sumberdaya manusia, meningkatnya kekerasan dan kemerosotan moral secara umum. Pemerintah diimbau agar menjalankan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut termasuk dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak kepada yang lemah (afirmatif) seperti reformasi agraria, pajak progresif, pengembangan strategi pembangunan ekonomi yang lebih menjamin pemerataan serta pembangunan hukum ke arah penegakan hukum yang lebih tegas dan adil dengan tetap menjaga prinsip praduga tak bersalah dalam berbagai kasus yang muncul. Penyelenggaraan oleh pemerintah dan unsur-unsur lainnya harus senantiasa selaras dengan tujuan mewujudkan maslahat bagi seluruh rakyat (tasharruful imam manutun bi maslahatirroiyyah).
  3. Perkembangan teknologi informasi, termasuk internet dan media-media sosial serta peningkatan penggunaannya oleh masyarakat membawa berbagai manfaat, seperti sebagai sarana silaturahmi nasrul ilmi taawwun alal birri dan sebagainya, tetapi juga mendatangkan dampak-dampak negatif seperti cepatnya penyebaran fitnah dan seruan seruan kebencian, propaganda radikalisme, pornografi, dan hal-hal lain yang dapat merusak moral dan kerukunan masyarakat. Pemerintah diimbau untuk mengambil langkah-langkah yang lebih efektif baik dalam mengatasi dampak-dampak negatif tersebut maupun pencegahan-pencegahannya. Pada saat yang sama para pemimpin masyarakat diimbau untuk terus membina dan mendidik masyarakat agar mampu menyikapi informasi-informasi yang tersebar secara lebih cerdas dan bijaksana sehingga terhindar dari dampak-dampak negatif tersebut.
  4. Para pemimpin negara, pemimpin masyarakat, termasuk pemimpin Nahdlatul Ulama agar senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat dengan senantiasa arif dan bijaksana dalam menjalankan tugas masing-masing dengan penuh tanggungjawab adil dan amanah dengan menomorsatukan kemaslahatan masyarakat dan NKRI.
  5. Para ulama dalam majelis ini mengusulkan diselenggarakannya forum silaturahmi di antara seluruh elemen-elemen bangsa untuk mencari solusi berbagai permasalahan yang ada, mencari langkah-langkah antisipatif terhadap kecenderugan-kecenderungan perkembangan di masa depan serta rekonsiliasi di antara sesama saudara sebangsa. Nahdlatul Ulama diminta untuk mengambil inisiatif bagi terwujudnya forum tersebut. 

Semoga dengan hadir nya risalah ini, semua elemen bangsa dapat menyadari betapa semua anak bangsa, termasuk para kyai, ingin membangun Indonesai dengan persatuan dan kesatuan. Membangun Islam (seperti yang di dengungkan oleh KH Hasyim Muzadi saat penganugrahan Dr (Hc)) yang rahmatan lil alamin. Islam yang ramah bagi semesta. [Ridwan]

Dunia Islam / Nasional    Dibaca 2.056x


Artikel Lainnya


Beri Komentar

  • TENTANG KAMI

    Majalah condong online seputar berita dan artikel tentang kajian/dunia islam, tips & inspiration, family, event, radio online, dll.

  • CONDONG-ONLINE.COM

  • Pengunjung Website