Ramadan Produktif, Anggota Ekskul Sastra Matapena Tahun 2021 Luncurkan Buku Kumpulan Sajak (Part 1)
Book Launching dan Talkshow bersama penulis (Dok. Condong Onlilne)
WWW.CONDONG-ONLINE.COM, Tasikmalaya – Jumat, (23/4/2021) anggota Esktrakurikuler Sastra Matapena menggelar acara Book Launching Kumpulan Sajak “Rasa untuk yang Masih di Hati” yang berlokasi di Gedung Ibnu Malik lantai 3. Kegiatan ini turut dihadiri Pembina Ekskul Matapena, Usth. Lena Sa’yati, S.Pd.I dan perwakilan dari Condong Press, Bapak Dian Prayoga, M.Hum.
Diikuti 100 lebih peserta yang terdiri dari santri dan santriwati kelas VII-XI, kegiatan peluncuran buku dimulai pukul 08.30 WIB. Sebagai satuan terpisah, maka acara ini pun dibagi ke dalam dua waktu dalam satu hari. Pagi hingga duhur diisi oleh santri putri, sementara bakda duhur hingga menjelang magrib diperuntukan bagi santri putra.
Pada pagi hari, acara diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Pembina ekskul Matapena serta perwakilan dari Condong Press. Dalam sambutannya, Usth. Lena mengatakan bahwa di usia ekskul yang mencapai satu dekade, Matapena masih bisa eksis dan istiqomah menelurkan karya.
“Yang lebih membanggakan adalah, buku kumpulan sajak ini merupakan karya pertama yang dibuat secara keroyokan oleh penulis dalam satu angkatan, tidak lagi lintas angkatan seperti yang sering kita luncurkan di acara Pekan Literasi Pelajar.” Ujar Usth. Lena sambil memegang buku tersebut.
Sementara Bapak Dian selaku bagian pemasaran Condong Press menekankan pentingnya membukukan karya tulis walau hanya diterbitkan dalam skala kecil.
“Kamu mau nulis apapun silakan, yang paling penting adalah kamu harus pede dulu. Kasih karya kamu ke Bapak, nanti Condong Press terbitkan meskipun hanya lima eksemplar misalnya. Yang penting kamu punya kebanggaan bahwa kamu sudah punya karya yang jadi.” Ujar Pak Dian.
Condong Press sendiri merupakan salah satu rintisan Unit Usaha Milik Pondok yang baru berusia satu tahun. Mulai dibentuk pada tahun 2020 dengan buku pertamanya yakni “Menuju Pribadi yang Lebih Nyantri” karya 15 anggota Matapena.
Bedah buku bersama Neneng Rahmaniatul Ummah (Dok. Condong Online)
Setelah acara pembukaan, agenda selanjutnya yakni bedah buku bersama moderator Ustazah Naya Rohmatul Ummah dan narasumber Neneng Rahmaniatul Ummah, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
Neneng membedah buku mulai dari fisik hingga satu persatu sajak karya penulis perempuannya saja.
“Dari cover buku ini bisa kita lihat, di bagian judul, kata “Rasa” memiliki warna yang berbeda dengan kata setelahnya, ini menunjukan adanya penekanan pada kata itu. Adapun warna cover yang didominasi warna merah muda melambangkan kelembutan dan kehangatan. Ilustrasi covernya sendiri sangat bagus, di mana ada seorang laki-laki yang tengah melangkah namun ia sedikit menoleh ke belakang, artinya meski ia masih memiliki kenangan di masa lalu, namun ia harus terus berjalan maju alias move on.” Tutur Neneng membedah buku secara fisik.
Selain membedah buku secara fisik, Neneng turut membedah isi sajak satu persatu dengan berbagai pendekatan sastra. Seperti sajak yang berjudul Cakrawala karya Aghnia Dinda Pradisya. Neneng membahas sajak tersebut dari segi pemilihan kata, gaya penulisan, hingga majas yang digunakan.
Usai acara bedah buku, audiens turut dihibur dengan adanya live music yang dibawakan oleh dua vocalist nasyid dari kelas XI yang menyanyikan dua buah lagu karya Anneth dan Edcoustic.
Tidak sampai di situ, acara puncak yakni peluncuran buku dan talkshow bersama penulis baru digelar setelahnya. Nabila dan Rindu selaku Host terlebih dahulu memberikan kuis kepada peserta yang hadir. Mereka bertanya kira-kira dari 16 penulis perempuan dalam buku, siapa saja yang bisa hadir di acara, mengingat mayoritas penulis telah lulus dari pondok hingga beberapa di antara mereka tidak bisa menghadiri acara.
Setelah tebak-tebakan dengan audiens, kemudian Host memanggil penulis yang naik ke panggung sambil menggunakan topeng. Saat itu pun audiens mulai menerka-nerka. Setelah membuka topeng, Host mulai memperkenalkan satu persatu penulis yang hadir, di antaranya: Nasywa Alya, Putri Nabila, Siti Sopiah, dan Anisa Nurpadila.
Banyak pertanyaan yang diajukan Host saat sesi talkshow, masing-masing penulis menjawab berdasarkan perspektifnya masing-masing. Nasywa Alya contohnya, yang mengungkapkan bahwa sajak yang ditulisnya terinspirasi dari kisahnya sendiri ketika merasa galau.
“Jadi kalau lagi galau, biasanya kita jadi bijak, nah dari pada nangis mending dibuat jadi puisi aja, jadi galaunya berkualitas, haha.” Imbuhnya sambil terkekeh.
Setelah menjawab pertanyaan dari Host, beberapa audiens pun diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan para penulis. Berbagai pertanyaan dilontarkan peserta dari yang berat hingga nyeleneh.
Berakhir pada pukul 11.30 WIB, peluncuran buku untuk sesi santri putri diakhiri dengan foto bersama dan pembacaan doa oleh petugas.
Adapun sesi kedua yang diisi santri putra dapat dibaca di link berikut klik di sini
Artikel Lainnya
-
Pesantren: Jawaban untuk Program Pendidikan Karakter
02/05/2017 | Guru Menulis -
Condong dan Nilai-Nilai Kepesantrenannya dalam Event PPKA 2020
30/07/2020 | Guru Menulis -
Lomba Menulis Cerpen Se-Jawa Barat dalam Acara PLP #5
02/02/2020 | Matapena -
Pedoman Usang
27/03/2017 | Matapena -
Napak Tilas Setting Novel Kinanti Bersama Komunitas T(j)inta di Yogyakarta
14/12/2016 | Matapena