MengIslamkan Cara Pandang (Worldview) Kehidupan
Ilustrasi: pelajaransekolahonline.com
Oleh, Rahmat Mulya Nugraha*
Ada beberapa kalimat yang memiliki makna yang hampir sama dengan worldview, tetapi istilahnya berbeda seperti : at-Tasawur al-Islami oleh sayyid qutub, al-Mabda al-Islami oleh Syekh atif al-Zayn, Islam Nadzariyat oleh al-Maududi, Ru’yat al-Islam lil Wujud oleh M. Naquib al Attas. Maka kita tak perlu hawatir dan tak perlu inferior terlebih dahulu akan sebuah istilah baru ini karena istilah inipun ada dalam Islam.
CONDONG-ONLINE - Dengan sekularisasi kita dituntut untuk menempatkan agama hanya sebatas ritual saja. Bentuk peribadatan seperti shalat, puasa, zakat, tak perlu dibawa-bawa dalam kehidupan sosial. Agama adalah agama dan sosial adalah sosial. Tidak bisa di hubungkan antara agama dan kehidupan sosial. Maka, jika kita mempunyai worldview Islam, sejatinya kita bisa memilah dan memilih apa yang hendaknya kita lakukan dalam menghadapi sebuah realitas dengan kacamata kita sendiri.
Istilah Worldview secara bahasa dapat kita jumpai dalam beberapa kamus seperti dalam kamus oxford memiliki arti bagian dari filosofi kehidupan atau juga bisa kita katakan dengan konsep hidup. Sedangkan dalam kamus sosial sains kata worldview merupakan berasal dari bahasa jerman yaitu weltanschaung yang memiliki arti nilai-nilai, sistem dan kepercayaan yang menjadi ciri dalam budaya atau kelompok tertentu. Maka worldview representasi sebuah kepercayaan kelompok tertentu yang mengaplikasikannya dalam kehidupan atau menjadi sebuah filosofi kehidupan bagi kelompok tertentu.
Jika disimpulkan, maka definisi worldview adalah bentuk representasi sebuah kepercayaan dalam sebuah kelompok maka worldview kita sebagai seorang mukmin adalah worldview Islam, karena istilah worldview sendiri bukan kata yang baru-baru ini muncul, cuman istilahnya yang berbeda.
Lantas apa gunanya kita harus berfikir berdasarkan worldview Islam? Hal ini menjadi penting ketika realitas kehidupan kita dalam bermu’amalah atau bersosialisasi ada sebagian yang berusaha menggoyahkan keimanan dan keislaman kita sebagai hamba Allah. Sebagai contoh dalam bidang politik yang identik dengan demokrasinya. Dengan infiltrasi demokrasi sekularisasi pemimpin sebuah daerah tertentu kita tak perlu melihat apakah dia itu Islam atau tidak.
Mengislamkan Cara Memandang Kehidupan
Sebagai seorang Mu’min sejatinya kita harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Hal ini bertujuan supaya kita selalu ada dalam jalan kebenaran dan menggapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut kita memerlukan sebuah prinsip atau cara berpikir (framework) untuk melihat semua realitas kehidupan. Istilah untuk memahami diskursus tersebut secara ilmiah adalah worldview. Jika Islam adalah agama yang rasional, Maka kita harus cara berfikirpun harus berdasarkan kacamata Islam atau worldview Islam.
Simpulnya, berfikir dengan menggunakan worldview Islam pada hakikatnya adalah berpikir sesuai dengan pedoman kehidupan manusia, yaitu Al-Qur’an dan Al-sunnah. Semakin Islami seseorang berpikir, maka semakin islami pula ia dalam menjalankan kehidupan. Mengislamkan worldview sejatinya adalah meng-Islamkan kehidupan. Wallahu a`lam[]
*Mahasiswa Postgraduate UNIDA
Artikel Lainnya
-
Didi Foundation: Langkah Besar Relawan Muda Peduli Lingkungan dan Pendidikan Anak
25/08/2017 | Teladan -
Wujudkan Cita-cita dengan Bersungguh-sungguh dan Tekun Dalam Menuntut Ilmu
28/06/2023 | Motivasi -
Mengapa Orang Lain Tidak Menyukai Saya?
10/03/2017 | Motivasi -
Berikut Amalan Ulama Salaf Saat Menyambut Tahun Baru Hijriyyah
20/09/2017 | Teladan -
Libur Telah Tiba! Berikut 7 Tempat Wisata Populer yang Cocok untuk Liburan
31/12/2016 | Rihlah