Pesan dan Nasihat Pimpinan Gontor, Drs. KH. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. Saat Bersilaturahmi ke Pesantren Condong
Pimpinan Gontor, KH. Akrim Mariyat tengah memberikan kuliah umum (Foto: Dok. Condong Online)
CONDONG-ONLINE.COM, Tasikmalaya – Senin, (21/6/2021) Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda’wah Condong menyambut kedatangan Drs. KH. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. selaku bapak Pimpinan Pondok Modern Gontor (PMDG). Beliau tiba bersama Ibu Akrim dan rombongan.
Tiba di Pesantren Condong pada pukul 09.00 WIB, seluruh santri berbaris rapi dari gerbang utama sampai masjid Fatimah Az-Zahra untuk menyambut kedatangan tamu istimewa ini. Selepas turun dari mobil, KH. Akrim diajak berkeliling oleh Dewan Pimpinan Pesantren Condong, Drs. KH. Mahmud Farid, M.Pd. beserta KH. Ade Diar Hasani, lalu berhenti sejenak di dekat masjid Fatimah Az-Zahra dan mendoakan seluruh pembangunan di Pesantren Condong bisa selesai dengan cepat, terutama masjid jami santri putra.
Setelah berkeliling, KH. Akrim beserta rombongan bertolak menuju Auditorium Pesantren Condong yang telah diisi seluruh santri dan Asatidz.
Tiba di acara pertemuan, kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-quran, dilanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Oh Pondoku. Setelah itu KH. Mahmud Farid selaku Dewan Pimpina Pesantren Condong memberikan sambutan, kemudian KH. Akrim Mariyat memberikan taujihat setelah.
Sebagaimana tujuan beliau datang ke Pesantren Condong untuk bersialturahmi, beliau juga tidak lupa memberikan memotivasi dan nasihat kepada para santri agar tidak malas dalam mencari ilmu, dengan menggunakan sudut pandang Panca Jiwa.
Berikut pesan dan nasihat Drs. KH. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. dalam kuliah umumnya di hadapan santri Condong.
Beliau mengatakan, “Keikhlasan mendasari semua pekerjaan kita, yang menjadikan kita mampu bersyukur kepada Allah SWT. Tanpa adanya keikhlasan yang sebagai dasar ini, kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan, baik dalam hidup ataupun mencari ilmu.”
Yang kedua, beliau berkata, “Jadi orang itu harus realistis jangan utopis. Realistis memiliki arti bahwa seseorang tidak selalu memikirkan sesuatu yang terlalu tinggi, tetapi semampunya. Sedangkan utopis ialah yang selalu memikirkan sesuatu yang tinggi atau kualitas yang diinginkan, tetapi dengan khayalan. Ketika mencari ilmu juga kita harus realistis, kenapa? Karena dengan pemikiran realistis kita menginginkan sesuatu itu tapi semampunya artinya kita sudah berusaha sedangkan kaum utopis hanya berkhayal untuk mendapatkan yang terbaik tersebut.”
Beliau juga menambahkan, “Dalam mencari ilmu juga harus sabar, sabar bukan berarti diam tapi sabar untuk mencapai kesuksesan, kita juga dituntut untuk menjunjung tinggi kesederhanaan karena akan menjadikan ulet dan tekun Ketika mencari ilmu, kalau tidak seperti itu maka kita akan foya-foya dan akhirnya meninggalkan sifat ulet dan tekun.”
Selanjutnya beliau juga bertutur, “Penting juga dalam mencari ilmu, yaitu, berdikari. Kenapa? Karena dengan kemandirian kita mampu memecahkan masalah, bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang lain (manja), dan tidak mudah meremehkan sesuatu yang kecil apapun itu.”
Selain beberapa poin di atas ada poin penting lainnya yaitu, “Jiwa ukhuwah Islamiyah, ini sangat penting, karena dalam hal mencari ilmu jika hanya sendiri (otodidak) maka hasilnya akan rumit dan susah, selain itu kita juga diberikan kebebasan tapi tak sebebas-bebasnya, bebas kita sesuai dengan kebutuhan dan dibatasi dengan kebebasan orang lain.”
Terakhir, KH. Akrim berpesan, “Akhlaqul karimah harus menjadi jiwa sedalam-dalamnya, dan sepintar pintarnya kalian, tapi tak ber-akhlak karimah maka tak ada gunanya (manfaatnya) mempelajari sebuah ilmu, al-adabu fauqa-l-ilmi.”
Itulah beberapa pesandan nasihat mendalam yang dapat disimpulkan dari kuliah umum Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH. Akrim.
Foto bersama KH. Akrim Mariyat bersama Dewan Pimpinan Pesantren Condong dan jajarannya
Acara ini diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Ustaz Mufti Najmul Umam, dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata dari pihak Pesantren Condong kepada KH. Akrim Mariyat. Tak lupa, beliau beserta istri menyempatkan diri untuk berfoto bersama seluruh asatidz dan santri.[Naufal Hibban F]
Artikel Lainnya
-
6 Tipe Wanita yang Tidak Dianjurkan bagi Kaum Adam untuk Dinikahi
13/11/2016 | Motivasi -
Pendidikan Akhlak Refleksi Idul Adha
01/09/2017 | Motivasi -
Waspada Penyakit Antraks – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
24/01/2017 | Kesehatan -
Castro dan ‘Nadzar’ Cukur Jenggot
04/12/2016 | Teladan -
Mengapa Orang Lain Tidak Menyukai Saya?
10/03/2017 | Motivasi